Bukti Ular Melahirkan
Bukti Pertama Ular yang Melahirkan Ditemukan
Fosil Ular
Tim ilmuwan gabungan dari Argentina dan Jerman telah menemukan bukti fosil pertama di dunia yang menunjukkan ular yang melahirkan.
Fosil itu ditemukan di situs Warisan Dunia UNESCO Messel Pit, Jerman.
Dalam studi yang dipublikasikan dalam jurnal The Science of Nature ini, para peneliti menggambarkan ada tulang embrio ular yang ditemukan ditubuh induknya.
Temuan bukti pertama ular melahirkan tersebut pun menunjukkan bahwa ular vivipar, yakni berkembang biak dengan melahirkan, sudah ada setidaknya 47 juta tahun yang lalu.
Dikutip dari Phys, Rabu (16/11/2022) sebagian besar reptil yang hidup hari ini bertelur, yang disebut oviparitas dan ini adalah cara reproduksi hewan berdarah panas yang paling umum.
Akan tetapi ada pengecualian, setelah menganalisis bukti pertama ular yang melahirkan. Ternyata ada banyak spesies kadal dan ular yang diketahui menyimpang dari norma dan bereproduksi dengan cara melahirkan keturunannya.
"Pelestarian fosil dari peristiwa reproduksi umumnya sangat langka. Secara total, hanya dua catatan fosil reptil darat vivipar yang telah ditemukan hingga saat ini. Dan sekarang kami telah berhasil menggambarkan bukti fosil ular vivipar pertama di dunia," kata Dr Krister Smith dari Senckenberg Research Institute and Natural History Museum Frankfurt.
Fosil ular yang melahirkan ini merupakan Messelophis yang merupakan keluarga dari ular boa. Panjangnya sekitar 50 Cm dan berasal dari era Eosen.
"Spesies ini termasuk ular paling umum yang diketahui dari Messel. Namun spesies (ular yang melahirkan) ini berusia 47 juta tahun dan yang mengejutkan itu (adalah) ular betina yang sedang bunting. Setidaknya dua embrio ditemukan di dalamnya," jelas Dr. Mariana Chuliver, penulis utama studi dari Fundacion de Historia Natural di Buenos Aires menjelaskan bukti pertama ada ular yang melahirkan.
Saat memeriksa fosil ular tersebut, peneliti menyadari bahwa ada beberapa tulang tengkorak yang berasal dari boa kecil yang panjangnya tak lebih dari 20 Cm.
Tulang-tulang ini terletak cukup jauh di belakang perut. Jika mereka adalah bagian dari mangsa ular, mereka sudah dicerna di usus dan tak lagi dikenali.
Peneliti pun berpendapat bahwa itu pasti mewakili embrio boa. Fakta bahwa tulang itu berasal dari ular yang sangat muda, mendukung asumsi peneliti bahwa mereka tengah berurusan dengan betina bunting yang melahirkan anak ular.
Pada kelahiran hidup (live birth) ular muda tetap berada di tubuh induknya sampai mereka dapat hidup.
Menghilangkan kulit telur sebagai pelindung dianggap sebagai strategi evolusi yang menguntungkan bagi reptil di iklim dingin, karena suhu di dalam tubuh betina lebih stabil sehingga keturunannya lebih aman.
Namun selama Eosen, Bumi didominasi oleh iklim rumah kaca yang memiliki suhu hangat.
Di sekitar Danau Messel misalnya, suhu rata-rata saat itu sekitar 20 derajat Celcius dan suhu musim dingin tak jatuh di bawah titik beku.
Bagaimana ular boa bisa melahirkan anak pada 47 juta tahun yang lalu masih belum diketahui alasannya.
Fosil ular dan penelitan tambahan akan membantu para peneliti memecahkan misteri tersebut.
Editor :Tim NP
Source : Kompas.com